Mimisan adalah perdarahan yang terjadi di hidung. Kondisi yang juga disebut epistaksis ini tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi gejala dari suatu penyakit. Meski penanganan awalnya dapat dilakukan secara mandiri, mimisan yang terjadi berulang perlu diperiksa oleh dokter.
Hampir semua orang pernah mengalami mimisan. Meski begitu, kondisi ini lebih sering dialami oleh anak usia 3–10 tahun, lansia, ibu hamil, penderita kelainan darah, dan orang yang mengonsumsi obat pengencer darah.
Mimisan atau epistaksis dapat terjadi pada salah satu atau kedua lubang hidung, yang lamanya bisa berbeda-beda. Ada yang berlangsung hanya selama beberapa detik, tetapi ada juga yang lebih dari 20 menit.
Penyebab mimisan yang paling umum adalah kondisi udara yang kering dan kebiasaan mengorek hidung. Kedua hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah halus di dalam hidung pecah sehingga terjadi perdarahan.
Selain kedua penyebab di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya mimisan, yaitu:
Sedangkan mimisan pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh alergi, pilek, atau udara yang kering.
Darah mimisan bisa keluar dari pembuluh darah di bagian depan hidung (epistaksis anterior) atau bagian belakang hidung (epistaksis posterior). Mimisan yang berasal dari pembuluh darah bagian belakang hidung dapat disebabkan oleh kondisi yang lebih serius, meliputi:
Waspadai bila mimisan terjadi berulang, karena dapat menjadi gejala dari suatu penyakit, seperti hipertensi, gangguan pembekuan darah, atau sinusitis.
Periksakan diri ke dokter jika perdarahan dari hidung terus terjadi selama lebih dari 20 menit, atau jika mimisan disebabkan oleh cedera kepala. Kondisi tersebut dapat menjadi tanda mimisan posterior dan membutuhkan penanganan langsung oleh dokter.
Segera ke dokter atau rumah sakit terdekat jika mimisan disertai dengan gejala anemia, seperti kulit tampak pucat, cepat lelah, dan jantung berdebar.
Pemeriksaan langsung oleh dokter juga perlu dilakukan jika mimisan dialami oleh anak usia di bawah 2 tahun dan orang lanjut usia (lansia). Hal ini agar penyebab mimisan yang dialami dapat diketahui dan ditangani oleh dokter.
Pada pasien yang mengalami mimisan berulang, atau bila mimisan disertai dengan gejala lain, dokter akan melakukan skrining THT, terutama di bagian hidung. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mencari tahu penyebab mimisan atau kemungkinan masuknya benda asing yang memicu mimisan.
Jika pemeriksaan hidung belum dapat memastikan penyebab mimisan, maka dokter akan melakukan tes lanjutan, seperti:
Jika Anda atau anak Anda mengalami mimisan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencoba untuk tenang dan tidak panik. Setelah tenang, lakukan langkah-langkah penanganan awal mimisan sebagai berikut:
Setelah mimisan berhenti, usahakan untuk tidak membuang ingus, mengorek bagian dalam hidung, membungkuk, atau melakukan aktivitas berat setidaknya selama 24 jam. Selain itu, hindari rokok dan konsumsi minuman alkohol. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya iritasi hidung atau risiko perdarahan berulang.
Jika langkah-langkah di atas tidak juga menghentikan mimisan, maka dibutuhkan penanganan oleh dokter. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi mimisan adalah:
Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah mimisan, yaitu:
Bagi para orang tua, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah anak mimisan, di antaranya:
Bagikan informasi tentang Apa Itu Mimisan? Apa Penyebab Terjadi Nya Mimisan kepada teman atau kerabat Anda.
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Belum ada komentar untuk Apa Itu Mimisan? Apa Penyebab Terjadi Nya Mimisan