Contoh, proses pencernaan bayi dapat melambat jika mereka mengonsumsi makanan yang padat dan warnanya berubah menjadi hijau.
Apabila bayi diberikan tambahan zat besi, feses dapat berubah warna menjadi cokelat tua.
Sementara ketika terjadi iritasi ringan pada anus kemungkinan besar akan ada bercak darah pada bagian luar feses.
Saat Anda menemukan darah, lendir, atau air pada feses bayi, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Umumnya, gejala tersebut menunjukkan bahwa sistem pencernaan bayi sedang terganggu.
2. Tanda-tanda diare pada bayi
Normalnya, BAB bayi yang baru lahir lebih lunak dan sedikit berair, sehingga orangtua mungkin kesulitan untuk membedakan mana ciri bayi mengalami diare dan mana yang bukan.
Jika bayi Anda mengalami diare, biasanya akan ada peningkatan frekuensi buang air besar. Sebagai contoh, lebih dari satu kali pergerakan usus setelah makan dan tinja terlihat berlendir.
Diare pada bayi mungkin merupakan tanda adanya infeksi usus atau disebabkan oleh perubahan pola makan mereka.
Jika bayi menyusui, mereka ternyata dapat mengalami diare akibat konsumsi asupan makanan dari sang ibu.
3. Dehidrasi pada bayi
Tidak hanya diare, BAB bayi juga bisa menjadi faktor untuk melihat apakah mereka dehidrasi atau tidak. Masalah utama dari diare yang cukup mengkhawatirkan adalah dehidrasi atau kekurangan cairan.
Jika bayi mengalami demam tinggi dan masih berusia kurang dari dua bulan, segera hubungi dokter.
Namun, ketika bayi sudah berumur lebih dua bulan dan demamnya berlangsung lebih dari satu hari, cobalah untuk memeriksa urine dan suhu fesesnya.
Kemudian, laporkan temuan tersebut pada dokter agar tahu apa yang perlu dilakukan.
Belum ada komentar untuk Mengetahui Feses Bayi yang Normal dan Tidak dari Warna serta Teksturnya